Halaman

Buku Panduan Penilaian Tes Tertulis Terbaru yang Wajib Guru Ketahui


Sumber gambar: SS Cover Buku Panduan Tes Tertulis

Buku Panduan Penilaian Tes Tertulis Terbaru yang Wajib Guru Ketahui

CecepGaos.Com – Halo Sahabat Edukasi. Selamat datang kembali di blog sederhana media informasi pendidikan CecepGaos.Com. Kali ini admin akan membagikan panduan penilian tertulis terbaru. 

Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian  Pendidikan dan  Kebudayaan telah mengeluarkan buku panduan penilaian tes tertulis yang ditanda tangani oleh Kepala Pusat Penilain Pendidikan, Moch. Abduh, Ph.D. pada Desember 2019. 
Buku ini berisi panduan bagi pendidik dalam melakukan penilaian tertulis sehingga pendidik dapat lebih mudah melaksanakan proses penilaian dan dapat lebih memfokuskan bentuk tes yang lebih otentik dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti bentuk tes  uraian.
Selain itu, buku ini berisi panduan bagi pendidik dalam melakukan penilaian tertulis sehingga pendidik dapat lebih mudah melaksanakan proses penilaian di kelas.
Penyusunan Instrumen Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya diberikan dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban, tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram, dan lain-lain.
Bentuk soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama, soal yang tersedia pilihan jawabannya, yaitu soal pilihan ganda, soal dua pilihan jawaban (Benar-Salah, Ya-Tidak), dan menjodohkan. Kedua, soal yang tidak tersedia pilihan jawabannya yaitu soal isian dan uraian.
Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes tertulis, meliputi penentuan tujuan, penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, telaah, dan revisi.
A.   Penentuan Tujuan Tes
Dalam menyusun tes tertulis, pendidik harus menetapkan tujuan tes terlebih dahulu. Tes yang memiliki tujuan untuk mengetahui penguasaan materi pelajaran peserta didik setelah diajarkan, berbeda jenis dan isinya dengan tes yang memiliki tujuan mengetahui kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test), penempatan (placement test), atau seleksi.
B.   Penyusunan Kisi-Kisi Tes
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes.
Syarat kisi-kisi yang baik:
  1. Mewakili isi kurikulum/kompetensi;
  2. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
  3. Dapat dibuat soalnya sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan 4 aspek sebagai berikut:
  1. Urgensi, secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai peserta didik;
  2. Relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain;
  3. Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antarjenjang; dan
  4. Keterpakaian, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Syarat indikator yang baik adalah:
  1. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur;
  2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur;
  3. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih; dan
  4. Dapat dibuatkan soalnya.

Terdapat dua cara dalam perumusan indikator soal, yaitu menggunakan stimulus dan tanpa stimulus. Stimulus dapat berupa wacana/ilustrasi, tabel, grafik, diagram, kasus, dan gambar. Satu stimulus dapat digunakan untuk beberapa butir soal. Bentuk soal pilihan ganda menggunakan satu kata kerja operasional dan bentuk soal uraian menggunakan satu atau lebih kata kerja operasional.
Contoh indikator soal yang tidak menggunakan stimulus:
Indikator : Peserta didik dapat menjelaskan proses metamorfosis hewan tertentu.

Contoh indikator soal yang menggunakan stimulus:
Indikator: Disajikan permasalahan konteks dunia nyata yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel1, peserta didik2 dapat menentukan model matematika dari permasalahan tersebut3.

Indikator: Peserta didik2 dapat menentukan model matematika permasalahan konteks dunia nyata1 yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel3

Keterangan :
Bagian yang ditandai nomor1 = condition (stimulus)
2 = audience (peserta didik)
3 = behavior, perilaku yang diukur (proses kognitif)

C.   Penulisan Soal
Dalam penulisan soal tes prestasi belajar, misalnya ulangan harian, tes formatif, sumatif, dan ujian sekolah, penulis soal perlu memiliki pengetahuan tentang proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator soal. Indikator soal dibuat untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang dituntut dalam kurikulum.

Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.

D.   Soal Pilihan Ganda
Soal bentuk pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Setiap soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban adalah jawaban yang benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar.


E.  Soal Dua Pilihan Jawaban (Benar/Salah, Ya/Tidak)
Bentuk soal benar/salah dan ya/tidak menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Peserta tes diminta memilih jawaban benar/salah dan ya/tidak pada pernyataan yang disajikan. Berikut adalah keunggulan dan keterbatasan bentuk soal dua pilihan jawaban.
F.  Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan mengukur kemampuan peserta tes dalam mencocokkan, menysuaikan, dan menghubungkan antardua pernyataan yang disediakan. 
Soal initerdiri atas dua lajur. Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur kedua(sebelah kanan) berupa respons (jawaban).
G. Isian dan Jawaban Singkat
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Berdasarkan cara penskorannya, bentuk soal uraian dibedakan menjadi soal uraian objektif dan soal uraian non-objektif.

E. Uraian 
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Berdasarkan cara penskorannya, bentuk soal uraian dibedakan menjadi soal uraian objektif dan soal uraian non-objektif.

F. Telaah dan Revisi Soal
Penelaahan soal merupakan pengujian mutu butir soal secara kualitatif yang bertujuan untuk memastikan setiap butir soal telah memenuhi kaidah dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Penelaahan soal dilakukan oleh ahli materi dan ahli konstruksi. Dari hasil telaah, soal-soal tersebut dapat diklasifikasikan menjadi (1) Soal diterima, jika sesuai dengan kaidah penulisan soal, (2) Soal direvisi, jika hanya memenuhi sebagian kaidah penulisan soal, dan (3) Soal ditolak, jika tidak sesuai dengan indikator.


Demikianlah panduan penilian tertulis terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan pada Desember 2019 lalu.. 

Buku Panduan selengkapnya dapat diunduh (download) DISINI.

Semoga bermanfaat.

Sumber: Tim Pusat Penilaian Pendidikan. 2019. Panduan Penilaian Tes Tertulis. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan


4 Responses to "Buku Panduan Penilaian Tes Tertulis Terbaru yang Wajib Guru Ketahui"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel