Halaman

53 Peribahasa Indonesia dan Artinya Yang Perlu Guru dan Siswa Ketahui

 

Sumber gambar: Diolah dari Pixabay.Com 


53 Peribahasa Indonesia dan Artinya Yang Perlu Guru dan Siswa Ketahui

CecepGaos.Com - Halo, sahabat Edukasi! Selamat datang kembali di blog sederhana CecepGaos.Com, media informasi pendidikan terkini. 

Kali ini, CecepGaos.Com akan berbagi informasi tentang 53 Peribahasa Indonesia dan Artinya Yang Perlu Guru dan Siswa Ketahui.

Berikut ini 53 Peribahasa Indonesia dan artinya yang perlu guru dan siswa ketahui yang CecepGaos.Com kutip dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Peribahasa 1
"Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang."
Artinya jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah.


Peribahasa 2 
"Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas."
Artinya keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas.


Peribahasa 3
"Makan hati berulam rasa."
Artinya menderita karena perbuatan orang yang kita sayang.


Peribahasa 4
"Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja."
Artinya menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan.


Peribahasa 5
"Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan."
Artinya perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara mendalam.


Peribahasa 6
"Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata."
Artinya segala pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing.


Peribahasa 7
"Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting."
Artinya segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik.


Peribahasa 8
"Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai."
Artinya orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya.


Peribahasa 9
"Sehari selembar benang, setahun selembar kain."
Artinya suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.


Peribahasa 10
"Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia."
Artinya hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.


Peribahasa 11
"Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera."
Artinya bagaimanapun bodohnya seseorang, jika sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya.


Peribahasa 12
"Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan."
Artinya hawa nafsu tidak boleh diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya.


Peribahasa 13
"Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan."
Artinya sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu.


Peribahasa 14
"Orang mau seribu daya, bukan seribu dali."
Artinya jika menghendaki sesuatu, pasti akan mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alasan.


Peribahasa 15
"Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan."
Artinya sesuatu pasti akan ada identitas atau tanda khususnya.


Peribahasa 16
"Alang berjawab, tepuk berbatas."
Artinya perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.


Peribahasa 17
"Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua."
Artinya budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia.


Peribahasa 18
"Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi."
Artinya orang yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya.


Peribahasa 19
"Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan."
Artinya suka dan duka dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.


Peribahasa 20
"Ditindih yang berat, dililit yang panjang."
Artinya kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.


Peribahasa 21
"Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua."
Artinya bisa menyampaikan maksud dengan cara yang tepat.


Peribahasa 22
"Seludang menolak mayang."
Artinya sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.


Peribahasa 23
"Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengajar diri."
Artinya belajar untuk mengendalikan diri dan meninggalkan kebiasaan bersenang-senang.


Peribahasa 24
"Lubuk akal tepian ilmu."
Artinya seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.


Peribahasa 25
"Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan."
Artinya kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya.


Peribahasa 26
"Pandai berminyak air."
Artinya pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.


Peribahasa 27
"Karena mata buta, karena hati mati."
Artinya menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa nafsunya.


Peribahasa 28
"Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan."
Artinya berpikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa.


Peribahasa 29
"Ada harga ada rupa."
Artinya harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan barang tersebut.


Peribahasa 30
"Lain di bibir lain di hati."
Artinya perkataan yang tidak sesuai dengan kata hatinya, tidak jujur.


Peribahasa 31
"Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul."
Artinya seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.


Peribahasa 32
"Jauh di mata dekat di hati."
Artinya dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.


Peribahasa 33
"Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya."
Artinya bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.


Peribahasa 34
"Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih."
Artinya segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.


Peribahasa 35
"Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh."
Artinya seia sekata dalam semua keadaan.


Peribahasa 36
"Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga."
Artinya meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.


Peribahasa 37
"Bagaikan burung di dalam sangkar."
Artinya seseorang yang merasa hidupnya dikekang.


Peribahasa 38
"Karena nila setitik, rusak susu sebelanga."
Artinya karena kesalahan kecil, menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.


Peribahasa 39
"Tong penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang."
Artinya orang yang berilmu tidak akan banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu banyak hal.


Peribahasa 40
"Tong kosong nyaring bunyinya."
Artinya orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.


Peribahasa 41
"Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga."
Artinya sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.


Peribahasa 42
"Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi."
Artinya Menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.


Peribahasa 43
"Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga."
Artinya sifat anak biasanya menurun dari sifat orangtuanya.


Peribahasa 44
"Air tenang menghanyutkan."
Artinya orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya.


Peribahasa 45
"Air beriak tanda tak dalam."
Artinya orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya.


Peribahasa 46
"Membagi sama adil, memotong sama panjang."
Artinya jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.


Peribahasa 46
"Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan."
Artinya di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.


Peribahasa 47
"Bagaikan abu di atas tanggul."
Artinya orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.


Peribahasa 48
"Menang jadi arang, kalah jadi abu."
Artinya kalah ataupun menang sama-sama menderita.


Peribahasa 49
"Bagai Makan Buah Simalakama."
Artinya bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.


Peribahasa 50
"Bagai pungguk merindukan bulan."
Artinya seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.


Peribahasa 51
"Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama."
Artinya setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.


Peribahasa 52
"Besar pasak daripada tiang".
Artinya lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa dibilang orang yang tidak bisa mengatur keuangan.


Peribahasa 53
"Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi".
Artinya menuntut ilmu hendaknya sepenuh hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.


Demikianlah 53 peribahasa Indonesia yang perlu guru dan siswa ketahui.

Semoga bermanfaat.

Sumber: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/selingan

0 Response to "53 Peribahasa Indonesia dan Artinya Yang Perlu Guru dan Siswa Ketahui"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel