Halaman

Ingatlah Pemuda, Masa Depan Bangsa Ada di Tanganmu!


Sumber ilustrasi: https://www.futuready.com


28 Oktober adalah tanggal yang sangat bersejarah dan merupakan harinya pemuda Indonesia. Hal ini dikarenakan pada tanggal yang sama, 89 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928 pemuda Indonesia telah bersumpah dan membulatkan tekadnya untuk bersatu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa yang dibingkai dalam ikrar Sumpah Pemuda, yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.  

Kemudian, dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di abad 21 ini, tidak ada salahnya kita mempertanyakan kembali eksistensi sumpah dan tekad yang telah para pemuda bulatkan pada saat itu. Pertanyaan-pertanyaan reflektif seyogianya perlu dimunculkan dalam diri sebagai upaya untuk menumbuhkan dan memperkuat kembali tekad suci para pemuda tersebut.
Apakah kita masih mengaku bertumpah darah yang satu, ataukah malah sering saling menumpahkan darah sesama anak bangsa? Apakah kebhinekatunggalikaan masih kita akui dan junjung tinggi, ataukah malah kita injak-injak lalu kita lemparkan ke titik nadir yang paling dalam? Apakah kita masih menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, ataukah kita lebih bangga dengan dan malah mengagung-agungkan bahasa asing? Itulah beberapa pertanyaan reflektif yang mungkin bisa kita munculkan dalam momentum Hari Sumpah Pemuda tahun 2017 ini.

Tidak bisa kita pungkiri, dalam perjalanannya, bangsa ini telah mengalami beberapa peristiwa dan cobaan yang mampu mengoyak-oyak dan mengobrak-abrik sumpah dan tekad yang tertuang di dalam Sumpah Pemuda. Sebut saja peristiwa-peristiwa kerusuhan berbau sara yang telah mengoyak-oyak rasa kesatuan dan persatuan kita sebagai sesama anak bangsa. Pun demikian peristiwa politik, baik lokal maupun nasional, yang tidak jarang mengkotak-kotakkan kebhinekaan dan menyulut sifat dan sikap arogan, apatis, dan fanatis buta. Tidak jarang pula kita saling menegasikan. Saya yang paling benar, kamu pasti salah. Saya yang paling pancasilais, kamu komunis dan fasis. Saya penjaga kebhinekatunggalikaan, kamu perusak kebhinekatunggalikaan, dan lain sebagainya. Belum lagi fenomena bahasa alay dan “Kids Jaman Now” yang telah menghancurkan tatanan bahasa persatuan kita, yaitu bahasa Indonesia.     

Oleh karena itu, sudah saatnya kita sebagai generasi penerus bangsa untuk saling bergandengan tangan mempererat simpul-simpul kebangsaan untuk membangun negara tercinta ini. Lakukan apapun yang terbaik untuk bangsa kita sesuai dengan kemampuan dan posisi masing-masing. Kita jangan hanya mengharapkan sesuatu dari negara kita. Tetapi sebaliknya, kita lakukan sesuatu demi negara kita. John F. Kennedy dan Bung Karno pernah mengatakan “Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu.”

Pemuda adalah generasi penerus dan pewaris bangsa dan negara. Maju mundurnya negara Indonesia di masa yang akan datang akan ditentukan oleh para pemuda saat ini. Ada sebuah pepatah Arab yang berbunyi “Syubbanul yaum rijalul gad” yang artinya pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. 

Dengan demikian, dengan momentum Hari Sumpah Pemuda  tahun 2017 ini, marilah kita bersatu bergandengan tangan. Marilah kita junjung tinggi nilai-nilai yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda. Tingkatkan peran serta dan kapasitas pribadi kita sebagai pemuda untuk membangun negeri tercinta, negara Indonesia.   

Selamat Hari Sumpah Pemuda Tahun 2017!
Bersatulah Pemuda Indonesia!

Penulis:
Cecep Gaos, S.Pd
Guru SD Puri Artha Karawang 

Artikel ini telah dimuat di Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/cecepgaos/59f4a25fc252fa693e6479e3/ingatlah-pemuda-masa-depan-bangsa-di-tanganmu 

0 Response to "Ingatlah Pemuda, Masa Depan Bangsa Ada di Tanganmu!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel